BREAKING NEWS

Senin, 16 Juli 2012

Perkembangan IT dengan keterbatasan

Artikel ini kubuat dalam rangka mengobati kerinduan saat menimba ilmu di negeri bollywood beberapa tahun silam.

Mengingat episode itu, seakan saya tersenyum-senyum simpul bila membandingkan fasilitas pendidikan dan pelatihan (diklat) yang saya dapatkan. Bagaimana tidak, disaat di sini (Jakarta) pada waktu yang sama sudah booming penggunaan layar LCD dan processor yang sudah multi core, disana saya dan kawan-kawan mendapati bahwa komputer yang kita gunakan masih menggunakan layar tabung CRT dan processor seadanya. Mungkin karena lokasi diklat bukan di pusat kota New Delhi, melainkan di Ghaziabad, salah satu bagian dari Uttar Pradesh sehingga kita masih mendapati fasilitas seperti ini.


 Kira-kira seperi ini lab komputer waktu itu. (tahun 2010)

Nah, yang jadi heran... ngapain juga kita sampai mau-maunya belajar IT sampai ke India, bila fasilitas belajarnya saja seperti itu.  

Memang, dalam hal fasilitas India masih belum semaju kita disini, akan tetapi kalau soal professionalisme gak boleh lah kita meragukan mereka. Ahli-ahli IT India seperti yang kita ketahui bertebaran di seantero dunia, bahkan banyak pula yang menjadi programmer inti di perusahaan besar sekelas Microsoft. 

Ada dua Instruktur yang mengajar kita kala itu, yang pertama adalah Mr. Rohit Sarma, dan yang kedua adalah Mrs. Juhi Maharjan. Keduanya sudah memiliki beberapa sertifikat dari Microsoft dan Cisco. Ada ucapan dari Mrs. Juhi yang tidak tahu kenapa masih teringat sampai sekarang, "Do i make sense ?", beliau sering sekali mengucapkan kalimat tersebut di dalam kelas, terutama setelah selesai memberikan materi (dengan logat indianya yang kental tentunya). Entahlah kenapa beliau menggunakan pertanyaan tersebut ketimbang "Do you understand?". Mungkin juga biar tidak terkesan menggurui ya, kalau tidak dapat dimengerti bolehlah ditanyakan.

Bagaimana dengan kita, sudahkah kita memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar kita secara maksimal. Banyak diantara kita yang memiliki komputer canggih, sebagai contoh CPU dengan processor core i7, ram 8 gb dan hardisk ukuran terra, toh paling banter digunakan hanya untuk bermain game. Padahal bisa dimanfaatkan untuk belajar desain grafis, dan video editing yang memerlukan komputer dengan resources yang tinggi.

Kalau untuk programmer, spesifikasi komputer sepertinya tidak perlu yang speknya tinggi. Beberapa waktu yang lalu saya dapati programmer aplikasi berbasis web di institusi saya hanya menggunakan netbook dengan processor 1 ghz, dan itu sudah cukup untuk menghandle php web server macam xampp, database mysql dan sebagainya.


 
Copyright © 2014 Persada Blog

Powered by Mafsyah