Honda Vario 125 saya sudah hampir menginjak usia 4 tahun, tepatnya kurag lebih 45 bulan. Impresi saat riding harian sudah dirasa tidak nyaman, soalnya kalau lewat jalan bumpy rasanya kayak ajrut-ajrutan. Sudah saatnya memikirkan penggantian atau perbaikan kaki-kakinya. Sementara ini yang mau saya ganti adalah shock bagian belakang dan untuk mengganti dengan shock yang orisinal saya jadi mikir dua kali, kenapa tidak upgrade saja ke shock yang lebih baik dari orisinalnya.
Pilihannya ada beberapa, tergantung kebutuhan dan juga harga tentunya. Mau yang kisaran Rp. 300K atau yang diatas Rp. 2500K juga ada. Berhubung budget gak gede-gede amat, so saya pilih yang kisaran Rp. 300K saja, dan kalau opsi yang ini setahu saya ada dua pilihan tipe yang sudah cukup terkenal di pasaran, yaitu KYB Zeto dan YSS Hybrid DTG. Keduanya berbeda pabrikan, satunya made in Indonesia, dan satunya lagi buatan Thailand.
Tadinya saya mau memilih KYB Zeto, tetapi karena ukuran yang tersedia untuk Vario 125 lebih kecil yaitu 300-310 mm, maka saya urung memilih shock ini karena khawatir mentok polisi tidur. YSS Hybrid DTG tersedia dalam ukuran 330 mm, yang lebih panjang 10 mm daripada shock bawaan. Selain itu teknologi yang disematkan pada YSS Hybrid DTG juga lebih canggih, karena menggunakan gas Nitrogen dalam tabungnya.
Tersedia pilihan warna hitam-merah, hitam-putih, chrome-merah, chrome-putih dan chrome-chrome.
Untuk pemasangan cukup mudah, yaitu dengan membuka jok, lalu melepas body sisi sebelah kiri saja tidak perlu sampai melepas seluruh body belakang.
Perbandingan shock bawaan dengan YSS Hybrid DTG
Shock Vario 125 vs YSS Hybrid DTG |
YSS Hybrid DTG terpasang |
Terlihat bahwa shock YSS Hybrid DTG berukuran sedikit lebih panjang dari shock bawaan, akan tetapi dengan pemasangan pada Vario 125 dengan ban Michelin 110/80, pada saat standar dua ban masih dapat diputar bebas.
Impresi berkendara:
Impresi saat riding harian ke kantor dengan shock baru ini rasanya sedikit lebih keras dari shock bawaan meskipun setelan sudah diset paling empuk. Oia cara menyetel tingkat kekerasannya gampang, cukup putar ulir dibawah per searah jarum jam untuk mengatur shock supaya lebih empuk dan putar berlawanan arah jarum jam agar shock lebih keras. Harap dicatat adalah yang bisa disetel hanya tingkat kekerasan shock, bukan ketinggian dan juga rebound shocknya.
Wajar kalau shock ini terasa lebih keras, karena reboundnya lebih kecil dibanding shock orisinal Honda. Ini dirasakan saat turunan flyover yang biasanya ajrut-ajrutan sekarang sudah lebih nyaman, karena cukup sekali ajrut alias goyangan.
Impresi saat melewati jalanan konblok, shock dapat meredam ketidakrataan jalan dengan sangat baik. Malahan peernya jadi nambah, shock depan sepertinya minta diperbaiki, karena getaran saat melewati jalanan konblok malah berpusat di depan, yaitu wilayah setang.
Untuk cornering, shock ini sangat mantap, buat pecinta cornering shock ini sangat direkomendasikan, tetapi kalau penyuka kelembutan, sebaiknya cari shock orisinalnya saja, karena sudah bisa dipastikan kalau bantingan shock YSS Hybrid DTG sedikit lebih keras.
At the end, mudah-mudahan shock ini bisa awet hingga tahunan, dan feel saat riding bersama Vario 125 menjadi lebih nyaman. Untuk report setelah pemakaian beberapa lama, akan saya usahakan untuk update dalam blog ini, so stay tune ya para pembaca..
gmn gan skrg udah kerasa empuk engga shock yss nya ?
cz sy juga lagi review shock ori bawaanya keras bgt
tambahan pertanyaan, pernah nyobain yang G2 ato Gplus gk gan? barangkali bs ditambahkan perbandingannya ama yang DTG ini.
btw nice inpo nice ripiew.
makasih :)
@Anonim
Shocknya sedikit lebih keras gan, shock ori lebih lembut cuma joknya yang keras.
@Albertus
Belum pernah coba gan, rencana pengen nyobain sih gan.
wah mantap review nya om
Posting Komentar